Nama
lengkap saya Damianus Galuh Prangestuaji, di keluarga biasa dipanggil Galuh
tetapi oleh teman biasa dipanggil Dami, saya lahir di Jakarta 13 Januari 1999,
jenis kelamin saya laki-laki, hobi saya
adalah futsal dan membuat desain, saya anak kedua dari dua bersaudara dan terlahir dari keluarga Katolik
dan sudah pasti saya beragama Katolik. Ayah saya bernama Heronimus Hari
Widiatmoko dan Ibu saya bernama Theresia Ningsih Pudji Astuti yang sekarang
sudah berada di surga . saya juga mempunyai satu orang kakak perempuan bernama
Pricillia Ninis Prangestiasih. Ayah saya bekerja di PT. Jasamarga sebagai
kepala shift dan dulu Ibu saya hanya sebagai ibu rumah tangga, sedangkan kakak
saya baru saja selesai pendidikan S1 Teknologi Pangan di Universitas Diponegoro
dan sekarang sudah bekerja di CFC Center. Keluarga saya hanyalah keluarga yang berkecukupan dan
tidak bergelimang harta. Kami sekeluarga tinggal di Perumahan Pondok Gede
Permai, Jl. Nusa Indah IX C13/3, Jatirasa, Jatiasih, Bekasi. Ketika saya
berumur 4 tahun saya sudah bersekolah di TK Santo Markus II, Lubang Buaya,
Jakarta Timur dan ini juga merupakan sekolah SD-SMP saya, jadi saya bersekolah
disana selama 9 tahun. Saat TK saya sangat senang menggambar dan mewarnai,
gambar saya bisa dibilang bagus jika untuk ukuran anak TK, sehingga guru saya
selalu memuji saya, karna itu saya dan satu orang teman perempuan saya sering
diikutkan lomba mewarnai oleh guru saya untuk mewakili sekolah, dan yang
membanggakannya saya juga sering mendapat juara. Di kelas 6 inilah saya baru
memiliki hobi futsal, karena dulu saya sering bermain futsal dilapangan sekolah
bersama teman-teman, hingga suatu ketika saya pernah mengikuti berbagai lomba
futsal, salah satunya yang diadakan oleh sekolah saya sendiri yaitu Samar Cup,
dimana kami hanya mampu merebut juara 2 saja. Kami semua lulus bareng bareng
tanpa kekurangan satu halpun, hasil ujian saya pun juga sangat memuaskan yaitu
saya mendapat nilai nem 27 yang bisa dibilang tinggi.
Dengan
melihat nem saya yang cukup tinggi, saya niatnya ingin melanjutkan SMP di
Negeri tapi apa boleh buat orang tua saya tidak memperbolehkan, karena kata
mereka saya belum bisa ngontrol diri
bila bersekolah di SMP negeri. Saat SMP saya pernah ikut seleksi organisasi MPK
(Majelis Perwakilan Kelas) dimana bisa dibilang tingkatannya diatas OSIS, dan
Puji Tuhan saya lolos sebagai anggota dari MPK, oleh sebab itu saat kelas 8
saya ikut serta dalam mengurus masa orientasi siswa baru (MOS), pengalaman yang
sangat berharga bagi saya karena pada saat itu saya sangat merasa seperti
senior pada saat adik-adik kelas 7 minta tanda tangan pada saya. Ketika di
kelas 8 saya berada di kelas 8C dan mempunyai banyak teman baru dikelas, karena
sistem kelasnya diacak, bagi saya ini adalah kelas yang sangat asik dan seru
bagi saya, ya tentu saja karena yang cowok-cowoknya sangat solid dan sangat
asik jika main bareng, udah gitu yang perempuannya juga pada cantik-cantik,
begitu beruntung saya bisa masuk dikelas ini, karena dikelas ini benih-benih
cinta muncul antara saya dan teman perempuan saya, dan benar saja saya dan dia
akhirnyapun pacaran, jujur saja saat itu adalah pertama kalinya saya mengalami
yang namanya pacaran, sehingga saya tahu bagaimana yang namanya pacarana, tapi
apa boleh buat saya dan dia hanya bisa
bertahan 4bulan saja, harap maklum karena pada saat itu kalau kata orang mah masih Cinta Monyet. Saat kelas 9 saya
tertarik atau bisa dibilang suka dengan adik kelas 7, tanpa pikir panjang saya
langsung mendekati dia dengan cara chattingan dengan dia tiap hari, padahal mah
kalau ketemu papasan dikantin aja mah malu-malu, tapi saya hanya berhubungan
dekat saja tidak ada niatan saya untuk menjadikan dia pacar, karena takut
kejadian lagi seperti kelas 8, dia adalah cewek paling cantik yang pernah dekat
dengan saya, sekarang dia udah bersekolah SMA di Manado, tapi sampai
sekarangpun saya masih sering kontakan dengan dia, ya walaupun dia udah punya
cowok disana. Nem saya waktu SMP cuma 34.80 sehingga membuat saya kalah saing
untuk masuk SMA Negeri yang di Jakarta, akhirnya saya pindah rayon dan Puji
Tuhan saya berhasil masuk di SMA favorit di Bekasi yaitu SMA Negeri 3 Bekasi,
ini adalah pengalaman baru saya bersekolah di Negeri, Pada saat SMA lah saya
benar-benar menyalurkan hobi saya yaitu futsal, saya ikut ekstrakulikuler
futsal dan Puji Tuhan pada saat seleksi tim inti futsal saya lolos, saya selalu
giat latihan dari pulang sekolah sampai malam bersama teman-teman yang lain,
sehingga kami akhirnya sering ikut berbagai kompetisi futsal mewakili sekolah,
bisa dibilang tim futsal sekolah saya sering juara di berbagai kompetisi,
pernah menang menjadi juara 1 di SMA PAX Patriae, juara 2 di SMA
Tunasjakasampurna, dan masih banyak lagi. Ketika waktu mendekati Ujian sesuatu
yang menyedihkan terjadi kepada saya, yaitu pada tanggal 9 Februari 2017 Tuhan
memanggil Mama saya tercinta, Mama saya meninggal karena penyakit kanker otak,
beliau menderita penyakit ini sejak lama dan penanganan yang telat, tentunya
saya dan keluarga sangat sedih, pada saat itu saya sangat berada di titik 0
kehidupan, saya sangat terpukul dengan kejadian ini, sampai saya berharap semua
ini hanya mimpi saja, tapi apa boleh buat Tuhan lebih sayang sama Mama saya
rencana Tuhan indah pada waktunya, sampai kapanpun Mama saya adalah pahlawan
terhebat bagi saya, sejak saat itu saya menjadi malas-malasan bersekolah sampai
saya tidak niat untuk belajar, sampai akhirnya nem ujian SMA saya benar-benar
sangat anjlok, dan saya tidak diterima di PTN, tapi untungnya saya masih punya
keluarga, saudara-saudara, dan teman-teman yang peduli dengan saya, mereka
selalu memberi saya semangat, hingga saya akhirnya tersadar bahwa ini semua
harus berlalu dan tentunya saya tidak boleh sedih berlarut larut. Begitu banyak
pengalaman yang saya dapatkan di SMA sehingga tidak dapat saya ceritakan
semuanya, salah satunya pas perpisahan sekolah ke Malang dan Mount Bromo, ini
adalah pertama kalinya saya kesana, semua acaranya sangat seru dan berjalan
lancar, selain itu ini juga merupakan salah satu hiburan bagi saya setelah
ditinggal pergi Mama, pada saat itu saya belum dapat kampus dan belum tahu mau
melanjutkan kemana, akhirnya saya mengikuti saran Papa saya untuk masuk
Arsitektur Universitas Gunadarma, karena saya sudah bilang ke Papa saya bahwa
saya ingin masuk jurusan Arsitektur, ketika saya browsing di internet ternyata
benar Arsitektur Universitas Gunadarma terbukti bagus, dan akhirnya saya
mengikuti tes masuk dan Puji Tuhan saya diterima. Saya berpikir bahwa disinilah tempat yang tepat bagi saya,
dan pada saat inilah saya sudah berjanji pada diri saya sendiri untuk membuat
bangga Mama saya yang ada di surga, dan juga saya ingin Papa saya melihat saya
berhasil. Semoga itu semua tercapai.
Komentar
Posting Komentar